Mendayung Untuk Menguak Mitos Situ Lengkong



Di beberapa post kedepan saya akan sedikit flashback tempat wisata yang pernah saya kunjungi dulu. Ada yang bilang kita jangan suka mengingat masa lalu, tapi menurut saya hal itu tidak benar. Masa lalu adalah sesuatu yang pernah kita alami, baik atau buruk nya masa lalu itu tidak akan bisa dihapus dari hidup kita, karena begitulah waktu. Jadi bagi kalian yang memiliki masa lalu yang buruk jadikanlah suatu pelajaran agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di masa yang akan datang, dan untuk masa lalu yang baik, of course itu akan menjadi kenangan dan bisa membuat kita tersenyum saat mengingat kenangan itu. eeeh kok jadi puitis gini ya, HAHA.

jadi sebelum saya kerja ke bandung, bisa dibilang saya itu kurang piknik. karena di desa saya itu jauh untuk bisa ke lokasi wisata (iya saya dari desa,tapi bukan yang terpencil ya. hehe) berbeda dengan di bandung yang bisa dibilang dikelilingi lokasi wisata yang beragam. ada sih satu lokasi wisata di desa saya yaitu situ cihaurgeulis (bisa kalian lihat didieu), tapi karena di desa sendiri jadi gak bisa disebut piknik. Tuh kan jadi curhat, HAHA

Intinya saya mau post tentang lokasi wisata yang pernah saya kunjungi dulu, akan saya bagi menjadi tetralogi post yang terdiri dari 5 lokasi wisata. Untuk yang pertama akan saya bahas yaitu Situ Lengkong yang berada di kecamatan panjalu kabupaten ciamis.

Saya kesini sekitar bulan juni 2012, bearti sekitar 5 tahun yang lalu. Saat itu saya pergi karena ada kegiatan karyawisata dari wustho tempat saya belajar. (Bagi kalian yang tidak tahu apa itu wustho, wustho adalah sebuah tingkatan sekolah agama islam untuk tinggat sekolah menengah pertama, dan waktu itu ijazah wustho ini merupakan syarat wajib jika ingin masuk ke sekolah menengah atas)

Daya tarik dari lokasi wisata ini adalah wisata rohani nya yaitu berziarah ke pulau ditengah danau ini,disana terdapat peninggalan peninggalan raja panjalu zaman dahulu. Untuk tiket nya terakhir saya baca artikel itu Rp. 2500/orang.


Ini adalah pulau tempat orang berziarah itu. tempat ini menjadi tempat ziarah karena ada mitos nya yaitu konon katanya , air danau Situ Lengkong tercipta dari tetesan air zam-zam yang dibawa dari tanah suci Makkah. Ceritanya, pada mula abad ke-7, raja Panjalu menginginkan sang putra mahkota 
mempunyai ilmu yang paling sempurna. Akhirnya berangkatlah sang putra mahkota yang punya nama Borosngora mengembara serta berakhir di tanah suci Mekah.

Sesudah bertahun-tahun belajar agama di tanah Arab, Borosngora, yang sekarang telah beragama islam, berniat kembali ke Panjalu. Guna membuktikan bahwa pengetahuan agamanya sudah mumpuni. Dan sang guru mensyaratkan harus membawa air zam-zam ke dalam keranjang yang 
berlubang-lubang. Sesudah sampai d Panjalu, air zamzam tersebut selanjutnya ditumpahkan ke lembah bernama Lembah Pasir Jambu. Ajaibnya, lembah tersebut kemudian bertambah banyak airnya serta terjadilah danau yang kini disebut Situ Lengkong.

Borosngora selanjutnya menjadi Raja Panjalu menggantikan ayahnya serta menyebarkan agama Islam kepada rakyatnya.  Mulai saat itulah kerajan Panjalu berubah yang mulanya kerajaan Hindu menjadi kerajaan Islam. Untuk menghormati leluhur Panjalu, maka sampai sekarang ini warga 
keturunan Panjalu biasa melaksanakan upacara adat yang disebut Nyangku. Acara ini diadakan setiap Bulan Maulud dengan cara membersihkan benda-benda pusaka yang disimpan pada Bumi Alit.

Sekian ceritanya untuk bisa kesini anda bisa menyewa sebuah perahu dengan hanya membayar Rp. 5000/orang itu dulu dan biasanya harus menunggu penuh baru bisa berangkat.


setelah 15 menit menaiki perahu akhirnya sampai pada gapuranya.


Ini foto terbaru gapura nya yang saya ambil dari google maps, kalau dulu pas saya kesini gapuranya seperti ini.


Setelah melewati gapura ini anda akan dihadapkan dengan tangga untuk sampai di lokasi ziarah


Tangga nya tidak terlalu banyak, hanya berjalan 5 menit anda sudah bisa sampai di puncak. Kalau tidak salah di atas nya itu ada pancuran air yang biasa dipakai untuk sekedar mencuci muka disini.

Sekian dan baca kelanjutanya didieu ya

Related Articles

0 comments: